MALANGMU.COM – Keberadaan Persyarikatan Muhammadiyah memang belum sepenuhnya tersebar di semua wilayah yang ada di Kabupaten Malang.
Butuh keteguhan kuat, meyakinkan agar Muhammadiyah bisa hadir dan diterima untuk kemaslahatan umat.
Satu tokoh Muhammadiyah yang tetap teguh dengan keyakinannya ini adalah Zunaidi MPd.
Puluhan tahun, ia sudah menjadi tokoh penting Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Malang bagian barat. Tepatnya di kecamatan Pujon.
Pengalaman pahit dan manis pernah dilaluinya. Terlebih di awal-awal berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah di wilayah ini.
Ia mengaku, cukup lama harus menghadapi tantangan sosio-kultur masyarakat setempat, atas organisasi dakwah yang dianut dan diikutinya ini.
“Awalnya Muhammadiyah di sini, saat dibentuk PCM, dianggap orang sebagai agama baru, faham baru,” paparnya.
“Ya, hampir tiap hari Saya kegiatan (Muhammadiyah), anggapan ini Saya dapatkan,” kenangnya, belum lama ini.
Mengalami hal demikian, tidak lantas membuatnya terganggu, apalagi sangat reaktif.
Sebaliknya, dengan niat dan keyakinan mencari kebenaran.
Ia lebih mengedepankan akal sehat dan orientasi bagi kemaslahatan umat di lingkungan sekitarnya.
Zunaidi berkisah, berdirinya Persyarikan Muhammadiyah di Pujon sempat mengalami pasang surut.
Sempat ada di awal, namun sempat pula seperti terputus perkembangan dan aktivitasnya.
Menurutnya, Muhammadiyah di Pujon pertama kali didirikan sebelum tahun 1960an, di rumah (alm) H. Asmuni, di Desa Pujon Kidul.
Hingga era tahun 1980-1990an, sempat vakum dan hanya ada aktivitas orang per orang jamaahnya.
Sekitar tahun 1993, melalui aktivitas mahasiswa yang kuliah di kampus UMM.
Digiatkan kembali organisasi dan aktivitas Muhammadiyah. Pusatnya, di kediaman (alm) H Sulaiman yang ada di Desa Pandesari Pujon.
“Ada lima tokoh yang memandegani pendirian Muhammadiyah fase kedua ini.
“Dan anehnya, kelimanya tidak mau masuk menjadi pengurus, saat dibentuk pertama kali PCM Pujon dulu,” beber Zunaidi.
Peran Muhammadiyah di Pujon sendiri, menurutnya, di tahun-tahun awalnya pernah mempunyai Balai Pengobatan Islam.
Namun, akhirnya mengalami kemerosotan dan harus tutup.
Bersamaan juga banyak berdirinya berbagai balai atau klinik pengobatan lain yang dikelola organisasi lain.
Meski demikian, lanjutnya, warga Muhammadiyah di Pujon juga punya andil dalam ide-ide awal.
Hingga lahirnya ekosistem desa wisata Kafe Sawah Pujon Kidul, yang sudah besar dan sangat terkenal kini.
Kala itu, pengurus Muhammadiyah Pujon bersama tim KKN mahasiswa UMM yang diterjunkan di sana, mendampingi kelompok masyarakat setempat.
Bagaimana menggali dan mewujudkan potensi wilayah di Pujon Kidul.
PCM Pujon saat ini punya dua masjid.
Yakni, Masjid Firdaus yang ada di ibu kota kecamatan Pujon, serta Masjid Annur yang belum lama didirikan di Pujon Kidul, yang masih satu akses menuju kawasan Wisata Kafe Sawah.
Keduanya eksis sebagai pusat kajian keagamaan dan dakwah.
Penulis: Khoirul Amin, MPI PDM Kabupaten Malang.