Oleh : Anggi Khairina Cindy
MALANGMU.COM – Era digital telah memicu perubahan besar dalam budaya organisasi. Teknologi digital, seperti internet, media sosial, dan alat kolaborasi online, telah mengubah tidak hanya aspek teknis tetapi juga aspek sosial dan budaya dari organisasi.
Bukan hanya sekadar memperkenalkan teknologi baru, namun era digital ini juga mengubah fundamental cara organisasi beroperasi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Organisasi yang mampu menangkap dan memanfaatkan potensi teknologi digital dengan baik memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang semakin kompleks dan dinamis saat ini.
Pendapat ahli dalam teori strukturasi Giddens menekankan interaksi timbal balik antara struktur sosial dan tindakan individu.
Dalam konteks adaptasi organisasi, teknologi digital bertindak sebagai struktur baru yang membentuk tindakan individu. Sebagai contoh, penggunaan alat kolaborasi online memungkinkan tim untuk bekerja lebih efektif dan efisien, terlepas dari lokasi geografis.
Baca Juga : Menjelajahi Dinamika Sosial dalam Organisasi
Tindakan individu dalam menggunakan teknologi ini kemudian memperkuat dan mengubah struktur organisasi menjadi lebih adaptif dan responsif.
Ini mencerminkan konsep dualitas struktur Giddens, di mana teknologi sebagai “struktur” mempengaruhi tindakan individu, yang kemudian memperkuat atau mengubah struktur tersebut.
Organisasi yang berhasil mengintegrasikan teknologi digital ke dalam budaya organisasinya, mereka cenderung lebih fleksibel dan inovatif.
Baca Juga : HI UMM Kolaborasi dengan 9 Pemda, Branding Kota Berstandar Internasional
Analisis Adaptasi Organisasi dalam Era Digital
Adaptasi organisasi dalam era digital memerlukan pemahaman tentang bagaimana teknologi dan perubahan sosial saling mempengaruhi.
Menurut perspektif strukturasi Giddens, teknologi digital mengubah cara kerja individu dan, pada gilirannya, mengubah struktur organisasi.
Perubahan Budaya dan Struktur Organisasi
Adaptasi teknologi digital sering kali membutuhkan perubahan budaya yang mendalam. Organisasi harus menjadi lebih terbuka terhadap inovasi, lebih responsif terhadap perubahan, dan lebih kolaboratif dalam pendekatan mereka.
Hal ini sering kali memerlukan perubahan dalam struktur organisasi untuk menghilangkan hambatan birokrasi dan meningkatkan fleksibilitas.
Dalam era digital, adaptasi organisasi adalah proses kompleks yang melibatkan perubahan dalam struktur, budaya, dan hubungan sosial.
Menggunakan teori strukturasi, teori sistem terbuka, dan teori jaringan sosial, kita dapat memahami bagaimana teknologi digital tidak hanya mengubah cara individu bekerja tetapi juga bagaimana organisasi sebagai keseluruhan berinteraksi dengan lingkungan mereka dan berinovasi.
Organisasi yang berhasil beradaptasi dalam era digital adalah mereka yang mampu mengintegrasikan teknologi dengan efektif, terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan eksternal, dan memanfaatkan jaringan sosial untuk mendorong kolaborasi dan inovasi.
Adaptasi ini memerlukan kepemimpinan yang visioner, budaya organisasi yang mendukung perubahan, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat di dalam dan di luar organisasi.
***Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang.