MALANGMU.COM – SD Muhammadiyah 08 (SD MAPAN) Dau mendapat kunjungan dari Tenaga Sanitasi Lingkungan UPT Puskesmas Dau, pada Kamis ( 7/9/2023).
Berjumlah 10 orang, tim sanitasi ini melakukan observasi lokasi (OL).
Mereka merupakan peserta Pelatihan Pengawasan Kualitas Kesehatan Lingkungan tingkat Jawa Timur, berasal dari empat daerah. Yakni, Kota Malang, Mojokerto, Probolinggo dan Pasuruan.
“Sehari sebelum kunjungan, kami memastikan kondisi lingkungan sekolah telah bersih semuanya. Semua guru dan warga sekolah bahu-membahu menata dan membersihkan, yang ada di seluruh ruangan, halaman, teras dan taman,” demikian sesuai diungkapkan Kepala SD Muhammadiyah 08 Dau, Siti Alfiyah.
Sebagai lokasi observasi, persiapan yang dilakukan oleh SD Mapan tentu saja mulai dari kebersihan, higienitas, keindahan, kebisingan, pencahayaan ruangan hingga sanitasi air.
Baca Juga :Muhammad Jazir, Jadikan Masjid Jogokariyan Pusat Kemaslahatan dan Ketenangan Rakyat
Menurutnya, pemeriksaan dan wawancara dimulai dari sampel makanan yang ada di kantin sekolah. Produk makanan dan makanan ringan dibawa tim, untuk diperiksa kandungan apa sesuai yang tertera dalam makan tersebut.
Dilanjutkan, melihat alur pembuangan sampah yang harus dipilah dari organik, anorganik dan kertas. Jumlah tempat sampah dan pembuangan sementara, juga menjadi fokus pertanyaan yang harus dijelaskan pihak sekolah.
Berikutnya, terkait sanitasi, tempat cuci tangan beserta perlengkapan dan kamar mandi, serta rasio kecukupannya dengan jumlah siswa yang ada, juga di pertanyakan secara teliti.
Baca Juga : SD Mapan Kado Lima Medali di Bulan Kemerdekaan, Sekolah Pilihan Sang Juara!
Observasi tim juga pada ruang UKS dan kelas, untuk mengukur tingkat pencahayaan yang ada di dalam ruangan tersebut. Dilanjutkan, mengukur kebisingan area dengan alat Sound Level Meter.
Dengan alat khusus maka tingkat pencahayaan mampu terdeteksi dengan baik. Bila mencapai 200 Lux maka pencahayaan ruangan dianggap layak dan baik, untuk kegiatan pembelajaran.
Pada sesi evaluasi, diungkapkan bahwa semua alat yang dibutuhkan untuk mengukur kebisingan dan pencahayaan telah ada di Puskesmas. Hanya, saat penggunaaan alat masih terkendala dengan tenaga sanitasi yang masih kurang. (*)
Penulis: Maskuniawati
Editor: Choirul Amin